TANDA GEJALA
Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek,
cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi
virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala
dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang
berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau
punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.
Gejala yang ditimbulkan penyakit cacar air ini umumnya lebih
ringan pada anak kecil dibandingkan dengan anak yang lebih besar atau orang
dewasa. Gejala mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi. Ditandai
dengan demam ringan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, lemas, nyeri
tenggorokan, atau pembesaran kelenjar getah bening di leher bagian belakang.
24-36 jam kemudian muncul bintik-bintik merah datar (makula) yang dimulai dari
badan kemudian menyebar ke wajah, lengan dan tungkai. Kemudian bintik tersebut
menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal,
yang akhirnya akan mengering. Ruam ini muncul secara bertahap selama 3-4 hari
sehingga pada puncak masa sakit dapat ditemui ruam dalam semua tahapannya
(bintik-bintik, benjolan berisi cairan, dan ruam yang mengering). Selain di
kulit, ruam juga dapat muncul di selaput lendir (mukosa), misalnya bagian dalam
mulut atau vagina. Umumnya ruam membutuhkan sekitar 7 – 14 hari untuk sembuh.
Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus),
yang seringkali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di
kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan vagina. Papula pada
pita suara dan saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan.
Untuk menegakkan diagnosa penyakit ini, biasanya cukup dengan riwayat penyakit
dan pemeriksaan klinis, tanpa perlu pemeriksaan tambahan.
Penyakit ini biasanya dapat sembuh sempurna tanpa masalah yang
berarti. Tetapi pada beberapa kasus, yaitu umumnya pada orang dewasa atau
anak-anak dengan gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan
berakibat fatal. Komplikasi yang muncul bisa berupa radang paru-paru karena
virus, peradangan jantung, peradangan hati, infeksi bakteri (erisipelas,
pioderma, impetigo bulosa), maupun infeksi otak (ensefalitis). Luka cacar air
ini jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa
lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan
dan biasanya disebabkan oleh bakteri staphylococcus.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi
cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau
gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan
segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan
meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini
lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan
meninggalkan bekas lagi.
Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta
akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi
ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah
mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih
lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih
sulit menghilang.
PENULARAN
Waktu terekspos sampai kena penyakit dalam waktu 2 sampai 3
pekan. hal ini bisa ditandai dengan badan yang terasa panas.
Virus ini bisa ditularkan melalui percikan ludah penderita atau
melalui kontak langsung dengan cairan kulit yang melepuh atau benda-benda yang
terkontaminasi oleh cairan tersebut, misalnya seprai, selimut, dan handuk.
Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari saat timbulnya gejala sampai
kulit yang melepuh telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan,
sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan) selama masa itu. Apabila luka telah
berubah menjadi keropeng (krusta), maka pasien tidak lagi menularkan penyakit.
Selama 5 hari setelah ruam mulai muncul dan sampai semua lepuh
telah berkeropeng. Selama masa karantina sebaiknya penderita tetap mandi
seperti biasa, karena kuman yang berada pada kulit akan dapat menginfeksi kulit
yang sedang terkena cacar air. Untuk menghindari timbulnya bekas luka yang
sulit hilang sebaiknya menghindari pecahnya lenting cacar air. Ketika
mengeringkan tubuh sesudah mandi sebaiknya tidak menggosoknya dengan handuk
terlalu keras. Untuk menghindari gatal, sebaiknya diberikan bedak talk yang
mengandung menthol sehingga mengurangi gesekan yang terjadi pada kulit sehingga
kulit tidak banyak teriritasi. Untuk yang memiliki kulit sensitif dapat juga
menggunakan bedak talk salycil yang tidak mengandung mentol. Pastikan anda juga
selalu mengonsumsi makanan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan
penyakit itu sendiri. Konsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C seperti
jambu biji dan tomat merah yang dapat dibuat juice.
PENANGANAN DAN PENCEGAHAN
Varicella ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan
tetapi tidak menutup kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut
mengalami panurunan daya tahan tubuh. Karena penyebabnya virus, maka penyakit
ini dapat sembuh dengan sendirinya dan setelah itu anak akan memiliki kekebalan
dan tidak akan menderita cacar air lagi. Pengobatan yang diberikan umumnya
hanya untuk meringankan gejala yang timbul.
Pemberian terapi antivirus masih kontroversial. Antivirus hanya
dianjurkan diberikan pada penderita cacar air dengan komplikasi yang berat,
cacar air pada bayi di bawah usia 28 hari atau orang dewasa, maupun cacar air
pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah. Pemberian antivirus ini
harus dilakukan dalam jangka waktu 48 jam setelah ruam pertama kali muncul.
Antivirus yang bisa diberikan yaitu asiklovir dengan dosis 20mg/kgbb/kali dalam
4 dosis selama 5 hari. Pada penderita dewasa dapat diberi penggobatan
“Asiklovir” berupa tablet 800 mg per hari setiap 4 jam sekali (dosis orang
dewasa, yaitu 12 tahun ke atas) selama 7-10 hari dan salep yang mengandung
asiklovir 5% yang dioleskan tipis di permukaan yang terinfeksi 6 kali sehari
selama 6 hari. Larutan “PK” sebanyak 1% yang dilarutkan dalam air mandi
biasanya juga digunakan. Sedangkan sebagian besar kasus tidak diberikan
antibiotik hanya diberikan jika ada infeksi kulit oleh bakteri yang sebenarnya
sangat jarang terjai.
Pasien dianjurkan untuk istirahat (tirah baring) secukupnya,
untuk menurunkan demam, sebaiknya digunakan asetaminofen, jangan aspirin.
Sedangkan untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit
dikompres dingin. Bisa juga diberikan bedak salisilat, diioleskan losyen
kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol.
Yang penting dilakukan adalah menjaga agar jangan sampai luka ini terinfeksi
bakteri, yaitu dengan selalu menjaga kebersihan. Kulit dicuci sesering mungkin
dengan air dan sabun, anak boleh dimandikan bila tidak ada demam. Kebersihan
tangan selalu dijaga, kuku dipotong pendek, pakaian tetap kering dan bersih.
Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan
perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak mengonsumsi air mineral
untuk menetralisir ginjal setelah mengonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo
ataupun yang langsung dari buah-buahan segar seperti juice jambu biji, juice
tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa didapat dari plasebo,
minuman dari lidah buaya, ataupun rumput laut. Penggunaan lotion yang
mengandung pelembab ekstra saat luka sudah benar- benar sembuh diperlukan untuk
menghindari iritasi lebih lanjut.
Pencegahan untuk cacar air bisa dilakukan dengan pemberian
imuniasi. Mengingat kejadian cacar air di Indonesia terbanyak terjadi pada anak
yang telah bergaul dengan anak seumurnya (awal sekolah) dan penularan terbanyak
terjadi pada saat usia sekolah, maka imunisasi aktif dianjurkan diberikan mulai
usia masuk sekolah, yaitu 5 tahun. Atas pertimbangan tertentu, imunisasi ini
dapat diberikan setelah usia ≥ 1 tahun. Pada keadaan terjadi kontak dengan
pasien cacar air, pencegahan vaksin dapat diberikan dalam waktu 72 jam setelah
penularan.
Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12
bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak
mempunyai kekebalan.Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh.
Sumber CHILDRENGROWUP
No comments:
Post a Comment
Please leave your comment for complaints and inquiries. We apologize if we do not reply to your comments, because we can not get online 24 hours. So please remain patient because you keep your comments we read. Regards admin