Sintang. Target PKB secara keseluruhan di Sintang untuk tahun 2014 lebih rendah dibandingkan tahun 2013 lalu. Jika di tahun 2013 lalu, target PKB Sintang sebesar Rp 69 miliar, maka tahun ini diturunkan menjadi Rp 66 miliar.
"Pertimbangannya, pendapatan masyarakat yang fluktuatif dan diikuti pula oleh kenaikan harga berbagai kebutuhan masyarakat. Harga karet saja sekarang masih di bawah Rp 10 ribu perkilonya. Harga tandan buah sawit sedang naik, tapi kemampuan pabrik terbatas," ungkap Kepala Unit Pelayanan Pajak Daerah (UPPD) Sintang Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Kalbar, Mawardi, pada Rakyat Kalbar pekan lalu.
Namun begitu, khusus untuk pajak kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat, lanjut Mawardi, tahun 2014 ini tetap dinaikkan, meski hanya sedikit. Target total untuk pajak kendaraan bermotor hanya sebesar Rp.27,1 M.
Sementara target pajak tunggakan ditentukan sebesar Rp. 849 juta. Sehingga secara keseluruhan jumlah pajak kendaraan bermotor mencapai Rp. 27, 951 miliar. Sementara target dari denda tunggakan pajak ditentukan sebesar Rp 1,009 miliar.
Menurut Mawardi jumlah penunggak pajak dan denda memang tidak bisa terdeteksi. Mengingat dalam satu bulan saja terjadi penambahan jumlah kendaraan roda dua hampir 2000 unit. Belum lagi jumlah kendaraan yang Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dikeluarkan tahun-tahun sebelumnya. Belum juga mutasi ke dalam yang jumlahnya juga signifikant.
"Kalau sebaranya saya pikir pasti merata. Karena sekarang ini hampir semua kecamatan sudah bisa ditembus dengan jalan darat," ujarnya.
Mawardi juga meyakinkan bahwa angka tunggakan pajak pasti lebih besar dari target. Dicontohkanya kejadian tahun lalu. Target tunggakan terlampaui hingga 251 persen. Faktor penyebab terjadinya tunggakan menurutnya masih seputar kondisi ekonomi masyarakat yang fluktuatif.
Kedekatan pelayanan dipastikannya tidak jadi masalah. Pendekatan pelayanan telah dilakukan melalui berbagai upaya. Antara lain jemput bola, razia di lapangan. Gerai layanan pajak pun telah di operasionalkan di kecamatan Kayan Hilir dan kecamatan Sepauk. "Kita juga stand by untuk samsat keliling yang dilakukan seminggu 3 kali," katanya.
Mawardi juga mengatakan, target pendapatan dari pajak alat berat tahun ini juga dinaikkan sebesar Rp. 400 juta, lantaran tahun lalu targetnya terlampaui. Yang terkesan aneh adalah pajak kendaraan atas air yang di target sebesar Rp 63 juta.
Disebutkan aneh karena Sintang tak memiliki potensi kendaraan atas air. Namun karena kegesitan dan kelincahan staf lapangannya, target pajak kendaraan atas air tahun lalu bisa terlampaui. "Banyak kendaraan air dari Kapuas Hulu yang terjaring di Sintang," ucapnya.
Dilanjutkanya bahwa untuk pemungutan pajak dengan sistem jemput bola di lapangan nyaris tidak ada kendala. Sebab para kolektor pajak telah dilengkapi kendaraan operasional beserta biayanya. “Ada 7 orang staff lapangan yang siap jemput bola. Sebenarnya untuk wilayah Sintang yang luas, jumlah itu masih kurang," ujarnya.
Tentang realisasi pajak, Mawardi mengatakan bahwa hingga 20 Maret lalu, realisasi PKB telah tercapai sebesar Rp 10 miliar. (din)
*Kontes Burung Berkicau se-Kalbar di Sintang
Bisnis Burung Menggiurkan
Sintang. Kontes burung berkicau se-Kalimantan Barat yang di laksanakan di Sintang, tepatnya Jalan MT Haryono, belakang SMAN 2 diikuti oleh lebih dari lima ratusan peserta. Kontes ini diikuti oleh utusan dari sejumlah BC dari 13 kabupaten/kota di Kalbar dan hanya kota Pontianak saja yang absen dalam kegiatan ini.
Djumadi, penanggung jawab kegiatan yang juga ketua BC Sintang mengatakan bahwa dalam kontes tersebut dibuka 18 kelas atau golongan. Antara lain murai batu borneo A, kacer A, Cucak Hijau A, kenari, lovebird, Cucak Jenggot atau kapas tembak, murai batu open B, kacer B, Cucak Hijau B, Pleci, Serindit, Murai Batu Borneo C, Kacer C, Pentet, Ciblek dan campuran bebas.
“Antusiasme pencinta burung di Sintang ini sangat luar biasa. Sampai hari ini di sintang sudah ada 8 club pencinta burung atau BC dan hanya Sintang yang bisa melaksanakan kegiatan seperti ini. Makanya sintang dijadikan sebagai barometer para pencinta burung ini," ucapnya sela-sela kegiatan kontes burung, Minggu (30/3).
Lebih lanjut, pria yang akrab di sapa dengan panggilan Mas Jum ini mengatakan, munculnya olahraga yang digawangi oleh para pencinta burung ini memberikan dampak langsung bagi perekonomian masyarakat. Apalagi saat ini sudah banyak orang yang berminat untuk menekuni ternak burung ini.
“Untuk makanan saja, diperlukan kroto, jangkrik dan pur. Kroto itu per kilonya bisa mencapai Rp 150 ribu. Inikan peluang bagi usaha bagi masyarakat juga. Begitu juga dengan ternak jangkrik,”ujarnya.
Para pencinta burung menurutnya tak sayang merogoh sakunya lebih dalam dan mengeluarkan uang lebih banyak untuk memelihara burung mereka. Hal ini menurutnya akan sebanding dengan keuntungan yang akan mereka dapatkan.
“Kalau ikut lomba dan menang, harga burung itu bisa sampai ratusan juta. Bahkan ada satu ekor burung yang memang menang di sejumlah event dibeli dengan harga Rp 100 juta. Ada juga yang ternak burung, baru usia beberapa bulan sudah dibeli orang dengan harga sekitar Rp 650 ribu,” bebernya.
Ia sendiri dalam satu bulan harus mengeluarkan uang minimal Rp 1 juta untuk memelihara sejumlah burung kicau yang dimilikinya. Termasuk menyediakan makanan baik dalam bentuk kroto, jangkrik, pur maupun pudding khusus.
“Untuk pemenang kontes burung ini panitia menyediakan hadiah mulai mulai dari Rp 2,5 juta sampai Rp 120 ribu untuk juara pertama hingga 10," terangnya.
Adi Sanusi, pengusaha burung kicau yang juga panitia mengatakan bahwa ia memiliki seekor burung kacer yang diberi nama sun go kong. Burung itu ia beli dari Djumadi dengan harga Rp 4 juta. Dalam perawatanya kacer tersebut sangat membawa hoki baginya. Sun go kong menurutnya sudah beberapa kali menjuarai kontes burung baik local maupun provinsi dan nasional.
“Pernah di tawar sampai Rp 100 juta, tapi saya tidak lepas. Kalau dihitung saya sudah dapatkan lebih dari Rp 180 juta dari si sun go kong itu, karena dia selalu menang dalam hampir setiap kontes,” jelasnya.
Herry Syamsudin, salah seorang pencinta burung kicau mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh pencinta burung dengan menggelar kontes kicau merupakan salah satu upaya untuk melestarikan burung.
“Kalau burung masih berkicau itu menjadi tanda bahwa keseimbangan alam ini masih terjaga dan kita ingin setiap hari masih bisa mendengar suara burung berkicau," ucapnya.
Menurutnya harus diakui bahwa perubahan alam sehingga alam seperti tidak lagi bersahabat denga manusia yang ditandai dengan munculnya berbagai bencana alam diakibatkan oleh ulah manusia sendiri. Karena itu ia mengajak, harus ada perubahan paradigma dalam pengolahan dan pengambilan manfaat yang ada di alam. Termasuk terhadap keberlangsungan dan kelestarian satwa.
“Jika kita mau dan mampu menjaga dan melestarikan ala mini, maka alam juga akan menjadi sahabat dan pelindung bagi manusia,” tegasnya.
Ia berharap, para pencinta burung ke depan tidak hanya bisa melakukan bisnis burung dengan cara menangkap dari alam. Namun bisa diternakkan. Apalagi menurutnya bisnis burung berkicau ini keuntungannya sangat menjanjikan. (din)
Maknai Perayaan Nyepi dengan Pembersihan Lahir dan Batin
Sintang. Tangal 31 Maret 2014 umat Hindu merayakan perayaan Nyepi. Perayaan nyepi sendiri oleh umat Hindu diisi dengan melakukan amati geni, yaitu mengadakan Samadhi pembersihan diri lahir batin.
Dengan maksud untuk membersihkan segala dosa yang sudah diperbuat selama hidup di dunia dan memohon pada yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan untuk bisa menjalankan kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang.
Humas Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Sintang Edy Widodo mengakui peringatan Hari Raya Nyepi ini dimanfaatkan oleh umat Hindu melakukan perenungan diri untuk kembali menjadi manusia yang bersih , suci lahir batin.
“Nyepi untuk di Sintang kita rayakan secara sederhana tapi tidak mengurangi nilai dan maknanya," kata Edy.
Seperti daerah-daerah lain, Umat Hindu di Sintang juga menjalani amati karya saat Nyepi. Yakni tidak melakukan pekerjaan apa pun selama tapa brata. Dicontohkannya bagi yang bertani, maka tidak berangkat ke sawah. Hal yang sama untuk umat Hindu saat Nyepi yaitu tidak boleh berpergian, atau disebut Amati Lelungan.
Lebih lanjut Alumnus Hukum Universitas Diponegoro Jawa Tengah ini mengatakan hakikat Nyepi adalah catur brata. Artinya menahan hawa nafsu dan amarah. Segala sesuatu yang berbau duniawi. dilepaskan sejenak sehingga bisa lebih mendekatkan diri kepada yang maha kuasa. Semua disimbolkan dengan tidak diperbolehkan menyalakan api atau lampu selama menjalankan tapa brata penyepian.
Di kabupaten Sintang sendiri diakui Edy sudah berdiri dua pura untuk ibadah umat Hindu. Pertama pura Giri Penataran Agung di desa Tinum Baru Kecamatan Tempunak. Dan, kedua pura Giri Luhur di desa Lundang Baru kecamatan Dedai. Dengan jumlah umat Hindu mencapai 200 kepala keluarga.
Terakhir, saat Nyepi umat Hindu di Sintang juga akan menjalani Amati Lelanguan. Artinya tidak boleh mengumbar kesenangan duniawi. Seperti menikmati hiburan, musik, lagu, tari-tarian, dan film. Pikiran dipusatkan untuk merenungkan keagungan Hyang Widhi serta untuk mulat sarira,” kata Edi.
Edi menambahkan, sehari selepas Nyepi, umat Hindu akan melaksanakan Ngembak Geni yang disebut juga dengan istilah labuh brata atau lebar puasa, sebagai hari selesainya melakukan berbagai bentuk brata atau upawasa.
“Pada saat Ngembak Geni umat melakukan kunjungan untuk saling memaafkan dan Dharma Santi baik antara masyarakat sekelilingnya ataupun keluarga,” kata Edi.
Menurut Edy, Dharma santi dalam bentuk resepsi dapat juga dilakukan beberapa hari sebelum atau sesudah hari raya Nyepi yang diisi dengan pembacaan Sloka, Kidung dan Dharma Gita serta Dharma Wacana mengenai makna hari raya Nyepi.
No comments:
Post a Comment
Please leave your comment for complaints and inquiries. We apologize if we do not reply to your comments, because we can not get online 24 hours. So please remain patient because you keep your comments we read. Regards admin