Bisnis
yang baik adalah bisnis yang mampu bertahan di masa krisis. Apalagi bisnis yang
bisa melewati masa krisisnya, lalu berkembang, dan kemudian diwariskan dari
generasi ke generasi. Tentu saja, membangun bisnis yang seperti ini tidak
semudah memesan makanan dan kopi di sebuah kafe. Membangun dan mengembangkan
bisnis yang mampu bertahan lama butuh perjuangan.
Terkait dengan membangun bisnis yang berkelanjutan tersebut, Mbak
Lucy Wiryono, pemilik Steak Holycow membagikan ilmunya di kelas Akademi Berbagi
Jakarta, Kamis (27/11/2014) yang berlangsung di Comma ID.
Bagaimana
sih memulai sebuah bisnis itu? Menurutnya Mbak Lucy, bisnis bermula dari ide
yang kemudian dieksekusi. Sebab, secanggih apa pun ide tersebut, akan menjadi
sia- sia
ketika tidak diimplementasikan. Setelah gagasan mewujud dalam bentuk bisnis,
langkah selanjutnya adalah menjaga bisnis tersebut agar terus berkembang.
Berdasarkan pengalaman Mbak Lucy dalam mengelola bisnisnya, ada beberapa faktor
penting dalam mengembangkan bisnis, yaitu konsumen, crew atau karyawan,
suplier, bank, komunitas, dan pemerintah.
1. Konsumen
Konsumen
atau carnivores (istilah untuk pemakan daging) merupakan kekuatan utama dalam
bisnis, demikian menurut Mbak Lucy Wiryono. Kualitas produk dan pelayanan
yang bagus merupakan kombinasi untuk membangun loyalitas konsumen. Konsumen
adalah kunci utama agar sebuah bisnis mampu bertahan. Oleh karena itu, hubungan
dengan konsumen harus terus dijaga. Menjaga hubungan dengan pelanggan juga
penting agar loyalitas mereka terjaga.
Ada
berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menjaga hubungan tersebut. Misalnya,
ketika ada komplain dari konsumen, hal yang harus dilakukan adalah mengakui
kesalahan, kemudian meminta maaf dan memberikan solusi yang menguntungkan di
antara kedua belah pihak. Hal lain yang bisa dilakukan untuk menjaga loyalitas
konsumen adalah dengan melibatkan mereka. Misalnya, terbuka terhadap kritik dan
saran. Keterlibatan konsumen ini pernah dilakukan oleh Steak Holycow ketika
hendak mengganti logo, yakni dengan menawarkan konsumen logo. Ini merupakan
cara untuk mengenalkan logo kepada konsumen tanpa harus pasangiklan atau mengumumkan
di media massa.
Media
sosial juga dapat digunakan sebagai sarana menjaga keberlangsungan bisnis lewat
relasi dengan konsumen. Ini merupakan salah satu cara untuk “mendengar” suara
konsumen. Selain itu, media sosial, misalnya twitter dalam menjadi media untuk
edukasi pasar dan consumer engagement. Konsumen juga bisa menjadi media
untuk pemasaran produk kita. Konsumen yang loyal tidak akan segan
merekomendasikan suatu produk kepada orang lain. Dari sinilah kemudian
pemasaran dari mulut ke mulut berkembang secara organis. Model
marketing word of mouth ini tentu lebih murah dibanding pasang
iklan di media massa.
2. Karyawan
Selain
konsumen, karyawan merupakan salah satu unsur paling penting yang membuat
bisnis kita mampu bertahan. Kita tidak mungkin menjalankan bisnis dan
menyelesaikan semua pekerjaan sendiri, bukan? Oleh karena, itu hubungan antara
pemilik bisnis dan karyawannya sebenarnya adalah hubungan yang saling
membutuhkan. Alasan ini menjadi dasar mengapa hubungan dengan karyawan juga
harus dijaga dengan baik.
Memperhatikan
kesejahteraan karyawan adalah contoh bagaimana menjaga hubungan antara pemilik
bisnis dan karyawan. Pemilik bisnis harus memberikan gaji yang layak kepada
karyawan dan memberikan asuransi kepada mereka. Selain itu, juga memberikan
benefit sebagai tambahan. Salah satu contoh yang dilakukanSteak Holycow adalah
memberikan 100% persen services charges (tips)
untuk karyawan. Ini merupakan bentuk insentif dari perusahaan untuk karyawan.
Sebab, sebuah perusahaan yang sustain adalah karyawan yang
tidak mudah keluar-masuk (turn over).
Selain
kesejahteraan, pemilik bisnis juga mesti memberikan ruang bagi mereka untuk
berkembang. Misalnya, dengan memberikan kewenangan-kewenangan tertentu terkait
dengan pekerjaannya. Mereka mesti diberikan kewenangan tertentu untuk mengatasi
masalah atau komplain. Ini merupakan cara untuk melatih karyawan menemukan solusi
atas masalah di dalam pekerjaan mereka.
3. Supplier
Suplier
adalah hal yang penting dalam usaha. Hubungan antara usaha dan supplier harus
dijaga dengan baik. Misalnya, dengan membayar tagihan dari suplier tepat waktu.
Menemukan suplier yang tepat perlu membutuhkan waktu lama. “Ini seperti kalau
kita mencari pasangan hidup. Tidak mudah,” kata Mbak Lucy. Meski begitu, ketika
mendapat barang yang tidak sesuai kita harus komplain ke suplier. Kita juga
harus melakukan sendiri kontrol kualitas bahan yang dikirim. Komunikasi yang
baik dengan suplier menjadi kunci menjaga hubungan di antara kedua belah pihak
antara suplier dan pebisnis.
4. Bank
Modal
merupakan salah satu hal yang penting dalam usaha. Salah satu cara untuk
mendapatkan bantuan modal adalah dengan meminjam di bank. Bank bisa menjadifinancial
coach yang baik bagi kita dalam menjalankan bisnis. Berpartner dengan
bank membuat kita bisa disiplin dalam mengelola keuangan.
Lalu,
selain bank, apakah kita butuh investor? Mbak Lucy mengatakan, ketika kita butuh
atau mendapatkan investor, kita harus menentukan aturan main. Pemilik bisnis
dan investor harus membuat kesepakatan-kesepakatan yang tidak merugikan kedua
pihak. Hubungan antara investor dengan pemilik bisnis harus transparan.
5. Community
Komunitas
merupakan salah satu faktor yang penting untuk keberlangsungan sebuah
bisnis. Misalnya, kerja sama dengan komunitas-komunitas tertentu.
Yang dilakukan oleh Steak
Holycow adalah kerja sama dengan Indonesia Berkebun untuk memasok sayuran.
Tujuan utama kerja sama dengan komunitas adalah membantu komunitas tersebut
untuk terus sustain.
6. Pemerintah
Peran
pemerintah dalam dunia bisnis adalah sebagai regulator dan penyedia sarana
secara legal formal. Sebab itu, pemerintah mestinya mendukung sektor usaha
dengan memberikan sarana secara transparan, cepat, dan efisien. Dengan begitu
pemerintah turut berperan dalam keberlangsungan sebuah bisnis.
Beberapa
faktor di atas bisa dijadikan patokan agar bisnis yang kita jalankan bertahan
lama. Meskipun, ada banyak hal lain yang juga penting untuk perbaiki untuk
menghadapi persaingan misalnya dari sisi pemasaran. Produk yang berkualitas dan
pelayanan yang bagus adalah salah satu elemen dasar pemasaran. Menurut Mbak
Lucy, pemasaran ada dua jenis, yaitu kosmetik dan organik. Pemasaran kosmetik,
misalnya pasang iklan. Sedangkan pemasaran organik lebih mengandalkan produk
yang bagus. Dengan cara ini, konsumenlah
yang akhirnya menjadi pemasar bagi bisnis atau produk yang kita hasilkan.
Selain menggunakan produk yang bagus, Mbak Lucy menggunakan sentuhan personal
dalam memasarkan produknya. Artinya, menjalankan pemasaran dengan membangun
hubungan “manusiawi” antara pemilik bisnis dan konsumennya.
No comments:
Post a Comment
Please leave your comment for complaints and inquiries. We apologize if we do not reply to your comments, because we can not get online 24 hours. So please remain patient because you keep your comments we read. Regards admin