"Dari 35 kursi legislatif yang diperebutkan, hanya dua caleg perempuan yang terpilih atau turun dari hasil Pemilu 2009 sebanyak empat kursi," kata Kepala Badan Hubungan Antar Lembaga Badan Kesbangpolinmas Kabupaten Sintang, Kurniawan saat di hubungi di Sintang, Jumat.
Menurut dia, dengan hasil tersebut, sangat mengecewakan, karena keterwakilan perempuan sebesar 30 persen dalam berpolitik belum bisa terpenuhi di Sintang.
"Padahal dari jumlah pemilih di Sintang, 53 persen diantaranya laki-laki, sementara 47 persen pemilih perempuan,"
ungkapnya. Jika menggunakan logika keterwakilan berdasarkan kehadiran maka seharusnya anggota legislatif di Kabupaten Sintang berdasarkan jenis kelamin memiliki komposisi terdiri dari 20 kursi untuk laki-laki, dan 15 kursi untuk perempuan.
"Tapi kenyataannya kaum perempuan harus kehilangan jatah 13 kursi. Hal itu terjadi karena pemilih perempuan tidak memilih caleg perempuan,"
Hal itu, menurut dia, loyalitas sesama perempuan dalam politik masih rendah. Keterwakilan perempuan di parlemen menjadi menarik karena mengikuti logika demokrasi bahwa sistem perwakilan pada dasarnya menuntut semua kelompok masyarakat terwakili termasuk perempuan, katanya.
"Tujuannya agar dalam pengambilan keputusan tidak ada kelompok yang ditinggalkan sehingga lahir kebijakan diskriminatif yang sangat merugikan kelompok tertentu. Pada titik inilah keterwakilan perempuan menjadi penting," kata Kurniawan.
Dari aspek regulasi memberikan keberpihakan terhadap keberadaan perempuan di parlemen karena begitu besarnya kesenjangan gender di parlemen selama ini, katanya.
Sumber gambar:
http://www.dprd-diy.go.id/peran-dan-kedudukan-perempuan-di-parlemen/
No comments:
Post a Comment
Please leave your comment for complaints and inquiries. We apologize if we do not reply to your comments, because we can not get online 24 hours. So please remain patient because you keep your comments we read. Regards admin